1.
LATAR BELAKANG
Musik adalah suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama,
lagu, dan keharmonisan terutama suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat
menghasilkan bunyi-bunyian. Walaupun musik adalah sejenis fenomena intuisi,
untuk mencipta, memperbaiki dan mempersembahkannya adalah suatu bentuk seni.
Mendengar musik pula adalah sejenis hiburan. Musik adalah sebuah fenomena yang
sangat unik yang bisa dihasilkan oleh beberapa alat musik.
Musik dikenal sejak kehadiran manusia modern Homo sapien yakni sekitar
180.000 hingga 100.000 tahun yang lalu. Tiada siapa tahu bila manusia mula
mengenal seni dan musik. Dari penemuan arkeologi pada lokasi-lokasi seperti
pada benua Afrika sekitar 180.000 tahun hingga 100.000 tahun dahulu telah
menunjukkan perubahan evolusi dari pemikiran otak manusia. Dengan otak manusia
yang lebih pintar dari hewan, mereka membuat pemburuan yang lebih terancang sehingga
bisa memburu hewan yang besar. Dengan kemampuan otak ini, mereka bisa berpikir
lebih jauh hingga di luar nalar dan mencapai imajinasi dan spiritual. Bahasa
untuk berkomunikasi telah terbentuk di antara mereka. Dari bahasa dan ucapan
sederhana untuk tanda bahaya dan memberikan nama-nama hewan, perlahan-lahan
beberapa kosa kata muncul untuk menamakan benda dan nama panggilan untuk
sesorang.
Reggae merupakan irama musik yang
berkembang di Jamaika.
Reggae mungkin jadi bekas di perasaan lebar ke menunjuk ke sebagian terbesar musik Jamaika,
termasuk Ska,
rocksteady,
dub, dancehall,
dan ragga. Barangkali istilah pula
berada dalam membeda-bedakan gaya teliti begitu berasal dari akhir 1960-an.
Reggae berdiri di bawah gaya irama yang berkarakter mulut prajurit tunggakan pukulan,
dikenal sebagai "skank", bermain oleh irama gitar, dan
pemukul drum bass di atas tiga pukulan masing-masing ukuran, dikenal dengan
sebutan "sekali mengeluarkan". Karakteristik, ini memukul lambat dari
reggae pendahuluan, ska dan rocksteady.
2.
TEMA
-
Seni Musik
3.
SUB TEMA
-
Musik Reggae
=======================================================================
Sejarah Musik REGGAE
ada yang tau? Kalo berbicara soal musik memang sangat panjang dan lebar
mungkin, apalagi kalo kita ngomongin soal jenis/genre musik itu
sendiri. Di seluruh dunia genre musik terdiri dari berbagai jenis, ada
rock, hardcore, metal tapi kali ini kita bakal bahas soal jenis musik REGGAE.
Di tahun 1968 banyak yang menyebutkan sebagai tahun lahirnya musik reggae. Tapi sebenaranya tidak ada kejadian khusus yang menandai musik ini lahir, kecuali beralihnya selera musik masyarakat di Jamaika dari ska dan rock steady yang sempat populer di kalangan anak muda di tahun 60-an ke irama musik jenis baru yang bertempo lebih lambat, bisa di katakan juga hingar bingar tempo cepat dari musik ska dan rock steady kurang mengenal dengan kondisi sosial dan ekonomi di jamaika yang penuh dengan tekanan.
Di tahun 1968 banyak yang menyebutkan sebagai tahun lahirnya musik reggae. Tapi sebenaranya tidak ada kejadian khusus yang menandai musik ini lahir, kecuali beralihnya selera musik masyarakat di Jamaika dari ska dan rock steady yang sempat populer di kalangan anak muda di tahun 60-an ke irama musik jenis baru yang bertempo lebih lambat, bisa di katakan juga hingar bingar tempo cepat dari musik ska dan rock steady kurang mengenal dengan kondisi sosial dan ekonomi di jamaika yang penuh dengan tekanan.
Sejarah Musik REGGAE
Kata “REGGAE” sendiri diduga berasal dari pengucapan dalam logat afrika dari kata “RAGGED”
atau gerak kagok seperti hentakan badan pada orang yang menari dangan
iringan musik ska atau reggae. Irama musik reggae sendiri dipengaruhi
oleh elemen music R&B yang lahir di New Orleans, Soul, Rock, ritmik
Afro-Caribean (calypso, meringue, rhumba) dan musik rakyat jamaika yang
di sebut dengan mento yang kaya dengan irama afrika. Musik reggae
sendiri pada awalnya lahir di sebuah jalanan Getho (perkampungan kaum
rastafaria) di Kingston, ibu kota jamaika. Dan disinilah yang
menimbulkan gaya rambut gimbal menghiasi para musisi reggae, awal lagu
reggae sendiri sarat akan muatan rastafari yaitu kebebasan, perdamaian,
keindahan alam, dan gaya hidup yang bohemian.
Teknik para musisi ska dan rocksteady
dalam memainkan alat musik, banyak ditirukan oleh para musisi reggae,
tetapi dengan tempo yang lebih lambat dengan dentum bass dan rhythm
guitar yang lebih menonjol, karakter vokalnya pun biasanya lebih berat
dengan pola lagu yang seperti pepujian (Chant), dan di pengaruhi pula
oleh irama tetabuhan, cara menyanyi dan mistik dari rastafari. Teknik
musik yang lebih lambat mendukung penyampaian pesan melalui lirik lagu
yang terkait dengan tradisi religi rastafari.
Album “Catch A Fire” di tahun 1972 yang di luncurkan oleh Bob Marley and The Wailers dengan cepatnya melambungkan musik reggae hingga keluar jamaika. Dan dengan adanya film The Harder They Come di tahun 1973 yang dimainkannnya irama musik reggae oleh para musisi kulit putih seperti Eric Clapton, Paul Simon, Lee ‘Scratch’ Perry dan UB40 menambah kepopuleran musik reggae, yang kemudian irama musik reggae pun mempengaruhi aliran-aliran musik yang lainnya.
BOB MARLEY
Bob Marley sendiri terlahir dengan nama Robert Nesta Marley
pada February 1945 di St. Ann, Jamaika. Bob Marley berayahkan seorang
kulit putih dan mempunyai ibu yang kulit hitam. Di tahun 1950 Bob
beserta keluarganya pindah ke ibukota jamaika, dan di kota inilah Bob
mempunyai obsesi terhadap musik sebagai profesi. Di saat itu Bob Marley
sering mendengarkan musik R&B dan soul, yang kemudian hari menjadi
inspirasi irama musik reggae. Selain itu juga di jalanan Kingston Bob
Marley menikmati hentakan irama ska dan steadybeat dan kemudian mencoba
memainkan sendiri di studio-studio musik kecil di Kingston.
Bersama Peter McIntosh dan Bunny Livingston, Bob Marley membentuk sebuah sebuah grup band yang di beri nama The Wailing Wailers yang mengeluarkan album perdana mereka di tahun 1963 dengan hit “Simmer Down”, lirik lagu mereka mengisahkan tentang “Rude Boy” atau anak-anak muda yang mencari identitas diri dan menjadi berandalan di jalanan kota Kingston.
Bersama Peter McIntosh dan Bunny Livingston, Bob Marley membentuk sebuah sebuah grup band yang di beri nama The Wailing Wailers yang mengeluarkan album perdana mereka di tahun 1963 dengan hit “Simmer Down”, lirik lagu mereka mengisahkan tentang “Rude Boy” atau anak-anak muda yang mencari identitas diri dan menjadi berandalan di jalanan kota Kingston.
Di pertengahan 60-an the Wailing Wailers
bubar sehingga membuat Bob Marley patah arang dan kemudian memtusukan
berkelana ke Amerika. Di april 1966, Bob kembali ke jamaika dan saat itu
bertepatan dengan kunjungan HIM Haile Selassie I (Raja Ethiopia) ke
jamaika untuk bertemu dengan penganut rastafari, dan karisma sang raja
membuat bob marley menjadi penghayat ajaran rastafari di tahun 1967, dan
bersama band barunya The Wailers, Bob Marley menyuarakan nilai-nilai
ajaran rasta melalui reggae. Penganut rastafari pun menganggap Bob
Marley menjalankan peran profetik seperti halnya para nabi menyebarkan
inspirasi dan nilai rasta melalui lagu-lagunya.
Di tahun 1978, Bob Marley menerima
medali perdamaian dari PBB sebagai penghargaan atas upayanya
mempromosikan perdamaian melalui lagu-lagunya, namun sayang, penyakit
kanker mengakhiri hidup Bob Marley pada 11 mei 1981 di usia 36 tahun di
rumah sakit Miami, AS, seusai menggelar konser di Jerman.
DREADLOCK
Rambut gimbal atau lazimnya disebut
dengan “Dreadlocks” menjadi titik perhatian dalam musik reggae. Saat ini
dreadlock selalu di identikan dengan musik reggae, sehingga kebanyakan
orang menganggap para pemusik reggae yang melahirkan model rambut gimbal
tersebut, tapi padahal jauh sebelum kemunculan musik reggae gaya rambut
gimbal telah mengalami sejarah yang panjang.
Di tahun 1914 Marcus Gavey
memperkenalakan gerakan religi dan penyadaran identitas kaum kulit hitam
lewat UNIA. Aspek spiritualis rambut gaya gimbal dalam agama hindu dan
kaum tribal afrika di adopsi oleh pengikut gerakan ini, mereka menyebeut
diri sebagai kaum “Dread” dan menyatakan memilki rasa gentar dan hormat
kepada tuhan, dan rambut gimbal para dread lah yang memunculkan istilah
dreadlocks. Saat rastafari menjadi religi yang di kukuhi di tahun
1930-an dreadlocks juga menjelma menjadi simbiolisasi sosial rasta.
Simbiolisasi ini sangat telihat di tahun
1930-an, jamaika mengalami gejolak social dan politik, sehingga
kelompok rsata pun merasa tidak puas terhadap kondisi sosial dan
pemerintah. Dan mereka pun membentuk masyarakat sendiri yang tinggal di
tenda-tenda didirikan di antara semak belukar. Kaum ini memiliki tatanan
nilai dan praktek keagamaan sendiri, termasuk memelihara rambut gimbal.
Namun di pertengahan 1960-an perkemahan kelompok rasta ditutup dan
mereka dipindahkan ke daerah Kingston, seperti di daerah Trench Town dan
Grenwich, tempat dimana musik reggae lahir.
Sejarah Musik REGGAE
Ketika musik reggae memasuki arus besar
di dunia pada akhir tahun 1970-an, sosok Bob Marley dengan rambut
gimbalnya menjadi icon baru yang di puja-puja. Dreadlock pun dengan
segera menjadi sebuah tren baru di dunia tata rambut dan cenderung lepas
dari nilai spiritualisnya. Apalagi di tahun 1990-an dreadlocks mewarnai
musisi-musisi rock dan menjadi bagian dari fashion dunia. Tapi meskipun
sekarang identik dengan fashion secara mendasar dreadlock tetap menjadi
bentuk ungkapan semangat anti kekerasan, anti kemapanan, dan
solidaritas untuk kalangan kaum minoritas yang tertindas. Itulah mungkin
sedikit ulasan tentang Sejarah Musik REGGAE.
Musik Reggae
Tahun 1968 banyak disebut sebagai
tahun kelahiran musik reggae. Sebenarnya tidak ada kejadian khusus yang
menjadi penanda awal muasalnya, kecuali peralihan selera musik
masyarakat Jamaika dari Ska dan Rocsteady, yang sempat populer di
kalangan muda pada paruh awal hingga akhir tahun 1960-an, pada irama
musik baru yang bertempo lebih lambat : reggae. Boleh jadi hingar bingar
dan tempo cepat Ska dan Rocksteady kurang mengena dengan kondisi sosial
dan ekonomi di Jamaika yang sedang penuh tekanan.
Kata “reggae” diduga berasal dari
pengucapan dalam logat Afrika dari kata “ragged” (gerak kagok–seperti
hentak badan pada orang yang menari dengan iringan musik ska atau
reggae). Irama musik reggae sendiri dipengaruhi elemen musik R&B
yang lahir di New Orleans, Soul, Rock, ritmik Afro-Caribean (Calypso,
Merengue, Rhumba) dan musik rakyat Jamaika yang disebut Mento, yang kaya
dengan irama Afrika. Irama musik yang banyak dianggap menjadi pendahulu
reggae adalah Ska dan Rocksteady, bentuk interpretasi musikal R&B
yang berkembang di Jamaika yang sarat dengan pengaruh musik
Afro-Amerika. Secara teknis dan musikal banyak eksplorasi yang dilakukan
musisi Ska, diantaranya cara mengocok gitar secara terbalik
(up-strokes) , memberi tekanan nada pada nada lemah (syncopated) dan
ketukan drum multi-ritmik yang kompleks.
Teknik para musisi Ska dan
Rocsteady dalam memainkan alat musik, banyak ditirukan oleh musisi
reggae. Namun tempo musiknya jauh lebih lambat dengan dentum bas dan
rhythm guitar lebih menonjol. Karakter vokal biasanya berat dengan pola
lagu seperti pepujian (chant), yang dipengaruhi pula irama tetabuhan,
cara menyanyi dan mistik dari Rastafari. Tempo musik yang lebih lambat,
pada saatnya mendukung penyampaian pesan melalui lirik lagu yang terkait
dengan tradisi religi Rastafari dan permasalahan sosial politik
humanistik dan universal.
Album “Catch A Fire” (1972) yang
diluncurkan Bob Marley and The Wailers dengan cepat melambungkan reggae
hingga ke luar Jamaika. Kepopuleran reggae di Amerika Serikat ditunjang
pula oleh film The Harder They Come (1973) dan dimainkannya irama reggae
oleh para pemusik kulit putih seperti Eric Clapton, Paul Simon, Lee
‘Scratch’ Perry dan UB40. Irama reggae pun kemudian mempengaruhi
aliran-aliran musik pada dekade setelahnya, sebut saja varian reggae hip
hop, reggae rock, blues, dan sebagainya.
Jamaika
Akar musikal reggae terkait erat
dengan tanah yang melahirkannya: Jamaika. Saat ditemukan oleh Columbus
pada abad ke-15, Jamaika adalah sebuah pulau yang dihuni oleh suku
Indian Arawak. Nama Jamaika sendiri berasal dari kosa kata Arawak
“xaymaca” yang berarti “pulau hutan dan air”. Kolonialisme Spanyol dan
Inggris pada abad ke-16 memunahkan suku Arawak, yang kemudian digantikan
oleh ribuan budak belian berkulit hitam dari daratan Afrika.
Budak-budak tersebut dipekerjakan pada industri gula dan perkebunan yang
bertebaran di sana. Sejarah kelam penindasan antar manusia pun dimulai
dan berlangsung hingga lebih dari dua abad. Baru pada tahun 1838 praktek
perbudakan dihapus, yang diikuti pula dengan melesunya perdagangan gula
dunia.
Di tengah kerja berat dan ancaman
penindasan, kaum budak Afrika memelihara keterikatan pada tanah
kelahiran mereka dengan mempertahankan tradisi. Mereka mengisahkan
kehidupan di Afrika dengan nyanyian (chant) dan bebunyian (drumming)
sederhana. Interaksi dengan kaum majikan yang berasal dari Eropa pun
membekaskan produk silang budaya yang akhirnya menjadi tradisi folk asli
Jamaika. Bila komunitas kulit hitam di Amerika atau Eropa dengan cepat
luntur identitas Afrika mereka, sebaliknya komunitas kulit hitam Jamaika
masih merasakan kedekatan dengan tanah leluhur.
Musik reggae sendiri pada awalnya
lahir dari jalanan Getho (perkampungan kaum rastafaria) di Kingson ibu
kota Jamaika. Inilah yang menyebabkan gaya rambut gimbal menghiasi para
musisi reggae awal dan lirik-lirik lagu reggae sarat dengan muatan
ajaran rastafari yakni kebebasan, perdamaian, dan keindahan alam, serta
gaya hidup bohemian. Masuknya reggae sebagai salah satu unsur musik
dunia yang juga mempengaruhi banyak musisi dunia lainnya, otomatis
mengakibatkan aliran musik satu ini menjadi barang konsumsi publik
dunia. Maka, gaya rambut gimbal atau dreadlock serta lirik-lirik ‘rasta’
dalam lagunya pun menjadi konsumsi publik. Dalam kata lain, dreadlock
dan ajaran rasta telah menjadi produksi pop, menjadi budaya pop, seiring
berkembangnya musik reggae sebagai sebuah musik pop.
Musik reggae, sebutan rastaman,
telah menjadi satu bentuk subkultur baru di negeri ini, di mana
dengannya anak muda menentukan dan menggolongkan dirinya. Di sini, musik
reggae menjadi penting sebagai sebuah selera, dan rastaman menjadi
sebuah identitas komunal kelompok social tertentu. Tinggal bagaimana
para pengamat social dan juga para anggota komunitas itu memahami diri
dan kultur yang dipilihnya, agar tidak terjadi penafsiran keliru yang
berbahaya bagi mereka. Penggunaan ganja adalah salah satu contohnya, di
mana reggae tidak identik dengan ganja serta rastafarianisme pun
bukanlah sebuah komunitas para penghisap ganja.
Sebuah lagu dari “Peter Tosh”
(nama aslinya Peter McIntosh), pentolan The Wairles yang akhirnya
bersolo karier. Dalam lagu ini, Peter Tosh menyatakan dukungannya dan
tuntutannya untuk melegalkan ganja. Karena lagu ini, ia sempat ditangkap
dan disiksa polisi Jamaika.
Menurut sejarah Jamaica, budak
yang membawa drum dari Africa disebut “Burru” yang jadi bagian aransemen
lagu yang disebut “talking drums” (drum yang bicara) yang asli dari
Africa Barat. “Jonkanoo” adalah musik budaya campuran Afrika, Eropa dan
Jamaika yang terdiri dari permainan drum, rattle (alat musik berderik)
dan conch tiup. Acara ini muncul saat natal dilengkapi penari topeng.
Jonkanoos pada awalnya adalah tarian para petani, yang belakangan baru
disadari bahwa sebenarnya mereka berkomunikasi dengan drum dan conch
itu. Tahun berikutnya, Calypso dari Trinidad & Tobago datang membawa
Samba yang berasal dari Amerika Tengah dan diperkenalkan ke orang -
orang Jamaika untuk membentuk sebuah campuran baru yang disebut Mento.
Mento sendiri adalah musik sederhana dengan lirik lucu diiringi gitar,
banjo, tambourine, shaker, scraper dan rumba atau kotak bass. Bentuk ini
kemudian populer pada tahun 20 dan 30an dan merupakan bentuk musik
Jamaika pertama yang menarik perhatian seluruh pulaunya. Saat ini Mento
masih bisa dinikmati sajian turisme. SKA yang sudah muncul pada tahun 40
- 50an sebenarnya disebutkan oleh History of Jamaican Music,
dipengaruhi oleh Swing, Rythym & Blues dari Amrik. SKA sebenarnya
adalah suara big band dengan aransemen horn (alat tiup), piano, dan
ketukan cepat “bop”. Ska kemudian dengan mudah beralih dan menghasilkan
bentuk tarian “skankin” pad awal 60an. Bintang Jamaica awal antara lain
Byron Lee and the Dragonaires yang dibentuk pada 1956 yang kemudian
dianggap sebagai pencipta “ska”. Perkembangan Ska yang kemudian
melambatkan temponya pada pertengahan 60an memunculkan “Rock Steady”
yang punta tune bass berat dan dipopulerkan oleh Leroy Sibbles dari
group Heptones dan menjadi musik dance Jamaika pertama di 60an.
“Reggae & Rasta”
Bob Marley tentunya adalah bimtang
musik “dunia ketiga” pertama yang jadi penyanyi group Bob Marley &
The Wailers dan berhasil memperkenalkan reggae lebih universal. Meskipun
demikian, reggae dianggap banyak orang sebagai peninggalan King of
Reggae Music, Hon. Robert Nesta Marley. Ditambah lagi dengan hadirnya
“The Harder they Come” pada tahun 1973, Reggae tambah dikenal banyak
orang. Meninggalnya Bob Marley kemudian memang membawa kesedihan besar
buat dunia, namun penerusnya seperti Freddie McGregor, Dennis Brown,
Garnett Silk, Marcia Fiffths dan Rita Marley serta beberapa kerabat
keluarga Marley bermunculan. Rasta adalah jelas pembentuk musik Reggae
yang dijadikan senjata oleh Bob Marley untuk menyebarkan Rasta keseluruh
dunia. Musik yang luar biasa ini tumbuh dari ska yang menjadi elemen
style American R&B dan Carribean. Beberapa pendapat menyatakan juga
ada pengaruh : folk music, musik gereja Pocomania, Band jonkanoo,
upacara - upacara petani, lagu kerja tanam, dan bentuk mento. Nyahbingi
adalah bentuk musik paling alami yang sering dimainkan pada saat
pertemuan - pertemuan Rasta, menggunakan 3 drum tangan (bass, funde dan
repeater : contoh ada di Mystic Revelation of Rastafari). Akar reggae
sendiri selalu menyelami tema penderitaan buruh paksa (ghetto dweller),
budak di Babylon, Haile Selassie (semacam manusia dewa) dan harapan
kembalinya Afrika. Setelah Jamaica merdeka 1962, buruknya perkembangan
pemerintahan dan pergerakan Black Power di US kemudian mendorong
bangkitnya Rasta. Berbagai kejadian monumentalpun terjadi seiring
perkembangan ini.
“Apa sih Reggae”
Reggae sendiri adalah kombinasi
dari iringan tradisional Afrika, Amerika dan Blues serta folk (lagu
rakyat) Jamaika. Gaya sintesis ini jelas menunjukkan keaslian Jamaika
dan memasukkan ketukan putus - putus tersendiri, strumming gitar ke arah
atas, pola vokal yang ‘berkotbah’ dan lirik yang masih seputar tradisi
religius Rastafari. Meski banyak keuntungan komersial yang sudah didapat
dari reggae, Babylon (Jamaika), pemerintah yang ketat seringkali
dianggap membatasi gerak namun bukan aspek politis Rastafarinya.
“Reg-ay” bisa dibilang muncul dari anggapan bahwa reggae adalah style
musik Jamaika yang berdasar musik soul Amerika namun dengan ritem yang
‘dibalik’ dan jalinan bass yang menonjol. Tema yang diangkat emang
sering sekitar Rastafari, protes politik, dan rudie (pahlawan hooligan).
Bentuk yang ada sebelumnya (ska & rocksteady) kelihatan lebih kuat
pengaruh musik Afrika - Amerika-nya walaupun permainan gitarnya juga
mengisi ‘lubang - lubang’ iringan yang kosong serta drum yang kompleks.
Di Reggae kontemporer, permainan drum diambil dari ritual Rastafarian
yang cenderung mistis dan sakral, karena itu temponya akan lebih kalem
dan bertitik berat pada masalah sosial, politik serta pesan manusiawi.
“Tidak asli Jamaika”
Reggae memang adalah musik unik
bagi Jamaika, ironisnya akarnya berasal dari New Orleans R&B. Nenek
moyang terdekatnya, ska berasal berasal dari New Orleans R&B yang
didengar para musisi Jamaika dari siaran radio Amrik lewat radio
transistor mereka. Dengan berpedoman pada iringan gitar pas - pasan dan
putus - putusadalah interprestasi mereka akan R&B dan mampu jadi
populer di tahun 60an. Selanjutnya semasa musim panas yang terik,
merekapun kepanasan kalo musti mainin ska plus tarinya, hasilnya lagunya
diperlambat dan lahirlah Reggae. Sejak itu, Reggae terbukti bisa jadi
sekuat Blues dan memiliki kekuatan interprestasi yang juga bisa meminjam
dari Rocksteady (dulu) dan bahkan musik Rock (sekarang). Musik Afrika
pada dasarnya ada di kehidupan sehari-hari, baik itu di jalan, bus,
tempat umum, tempat kerja ato rumah yang jadi semacam semangat saat
kondisi sulit dan mampu memberikan kekuatan dan pesan tersendiri.
Hasilnya, Reggae musik bukan cuma memberikan relaksasi, tapi juga
membawa pesan cinta, damai, kesatuan dan keseimbangan serta mampu
mengendurkan ketegangan.
“It’s Influences”
Saat rekaman Jamaika telah
tersebar ke seluruh dunia, sulit rasanya menyebutkan berapa banyak genre
musik popular sebesar Reggae selama dua dekade. Hits - hits Reggae
bahkan kemudian telah dikuasai oleh bintang Rock asli mulai Eric Clapton
sampai Stones hingga Clash dan Fugees. Disamping itu, Reggae juga
dianggap banyak mempengaruhi pesona tari dunia tersendiri. Budaya
‘Dancehall’ Jamaika yang menonjol plus sound system megawatt, rekaman
yang eksklusif, iringan drum dan bass, dan lantunan rap dengan
iringannya telah menjadi budaya tari dan tampilan yang luar
biasa.Inovasi Reggae lainnya adalah Dub remix yang sudah diasimilasi
menjadi musik populer lainnya lebih luas lagi.
SEJARAH REGGAE
Reggae merupakan irama musik yang berkembang di Jamaika. Reggae mungkin jadi bekas di perasaan lebar ke menunjuk ke sebagian terbesar musik Jamaika, termasuk Ska, rocksteady, dub, dancehall, dan ragga. Barangkali istilah pula berada dalam membeda-bedakan gaya teliti begitu berasal dari akhir 1960-an. Reggae berdiri di bawah gaya irama yang berkarakter mulut prajurit tunggakan pukulan, dikenal sebagai "skank", bermain oleh irama gitar, dan pemukul drum bass di atas tiga pukulan masing-masing ukuran, dikenal dengan sebutan "sekali mengeluarkan". Karakteristik, ini memukul lambat dari reggae pendahuluan, ska dan rocksteady.
PENCIPTA REGGAE
Pencipta aliran reggae adalah (Robert Nesta Marley) atau yg sering kita kenal dengan nama Bob Marley.
Dia lahir pada 6 febuari 1945 di Jamaika
Dia meninggal pada 11 mei 1981 karena OD.
Band yg Memakai aliran reggae di Indonesia
Band** yg memakai aliran musik reggae di indonesia adalah:1.Ras Muhammad
2.Tony Q
3.Steven & Coconuttreez
4.Joni Agung (Bali)
5.New RastafaraYogyakarta)
6.Black Company
7.Asian Roots
8.Asian Force
9.Abresso
Sekitar tahun 1986 musik Reggae mulai dikumandangkan di Indonesia, band tersebut adalah Black Company sebuah band dengan genre Reggae, beberapa tahun kemudian muncul Asian Roots yang merupakan turunan dari band sebelumnya, kemudian ada Asian Force dan Abresso, Jamming.
Beberapa nama yang terkenal dalam dunia musik Reggae dan sub-ragamnya Indonesia antara lain Tony Q Rastafara, Souljah, Ras Muhamad, Joni Agung (Bali), New Rastafara, Marasta (Yogyakarta),dan Mbah Surip (Mojokerto). Selain itu ada juga grup reggae Coconut Head yang berasal dari Medan. Band reggae ini termasuk band pertama yang menggunakan nama "Coconut Head" di seluruh dunia.
Tony Q Rastafara

Tony Waluyo Sukmoasih (populer dengan nama Tony Q atau Tony Q Rastafara; lahir di Semarang, Jawa Tengah, 27 April 1961; umur 50 tahun) adalah seorang penyanyi Indonesia beraliran reggae yang telah aktif di ragam tersebut sejak tahun 1989. Dia bersama grup musiknya Rastafara memopulerkan istilah "rambut gimbal" (gaya rambut dreadlock) di Indonesia lewat lagu dengan judul yang sama pada tahun 1996. Tony Q telah menjadi ikon musik reggae Indonesia. Dia dianggap sebagai pelopor reggae di Indonesia, karena dia tak hanya berkecimpung di ragam tersebut sejak lama, namun juga mengembangkan karakter musik reggaenya sendiri, dimana dia memasukkan banyak unsur tradisional Indonesia ke musiknya, dan mengangkat tema-tema khas Indonesia dalam musiknya.
Souljah
Souljah merupakan sebuah band Jamaican Music yang sudah terbentuk dari tahun 1998, ketika sebagian besar personilnya masih kuliah di Universitas Indonesia. Pada tahun 1999 mereka menandatangani kontrak dengan Sony Music Indonesia. Selang beberapa tahun, tepatnya pada tahun 2003 mereka dipercaya untuk ikut album kompilasi “Asian Ska Foundation” yang diproduksi oleh sebuah label Jepang, Authority Records.
Ras Muhamad

nama Muhamad diambil dari nama pertama Muhamad Egar. Sedang nama sebutan Rasdiambil dari kosa kata bahasa Jamaika yang berarti bung/brur/mas. Akar kata Rasberasal dari kata Rastaman atau orang yang telah memahami falsafah dan ajaran RasTafari. Kata Ras sendiri dalam bahasa Amharik (Ethiopia) berarti Prince, putrabangsawan. Kalo boleh mengutip kata-kata Om Bob Marley "Reggae music is King Music", musik Reggae adalah musik yang disuguhkan untuk para bangsawan/Royal Music.
Joni Agung

Dari Bali, musik reggae disemai ke seluruh bumi Nusantara.Tumbuh dan berkembangnya kultur reggae di Bali, antara lain, tidak bisa dipisahkan dari Joni Agung atawa Gung Joni yang menjadi fronline Doble T, band reggae yang didirikan tahun 2003, yang membuat terobosan reggae mebasa Bali (berbahasa Bali). Joni Agung adalah sosok yang berpengaruh bagi musisi reggae di Pulau Dewata, menjadi mentor bagi band-band reggae anyar. Lagu-lagunya, yang dapat disimak dalam tiga album: Pocol (2005), Melalung (2006), dan Pul Si Noge (2007), begitu populer di telinga anak muda, sarat dengan kritik, ironi dan membawa pesan perdamaian. Joni yang menyukai busana warna putih saat tampil, acapkali manggung di berbagai festival di Bali, berkolaborasi dengan musisi reggae dari Jamaica, seperti nampak dalam foto. Dengan formasi Joni Agung ( lead vocal), Mayun (keyboad / back vocal),D’ Alit (lead guitar/back vocal), Tilem (guitar bass) dan Rodi (drum)
Mbah Surip

Urip Achmad Rijanto (lahir di Mojokerto, Jawa Timur, 6 Mei 1957 – meninggal di Jakarta, 4 Agustus 2009 pada umur 52 tahun) atau lebih populer sebagai Mbah Surip, adalah seorang penyanyi Indonesia. Ia populer karena tawanya dan gayanya yang unik, dan karena lagu Tak Gendong dari album tahun 2003-nya yang juga berjudul Tak Gendong.
Coconut Head

Coconut Head yang berarti Kepala Kelapa disini dimaksudkan karena reggae slalu identik dengan pantai, dan pantai identik dengan kelapa. So, kami menginginkan jadi kepala (lokomotif) musik reggae di Medan. Inspirasi nama band kami terwujud saat Manager kami (Richard Chaney) membuka café dengan nama Coconut Head yang bertempat di Thailand tapi hanya berjalan 6 bulan dan pada saat membuka studio musik, kamipun memberi nama Coconut Head tuk studio itu dan juga nama band kami ini..
Steven & Coconut Treez

Steven & Coconut Treez merupakan sebuah grup musik asal Indonesia yang berdomisli di Jakarta. Grup musik ini dibentuk pada tahun 2005. Anggotanya berjumlah 5 orang yaitu A Ray (gitar), Teguh (gitar), Rival (bass), Iwan (keyboard), dan Aci (drum). Album pertamanya ialah The Other Side dirilis pada tahun 2005. Band ini umumnya bergenre reggae.
Steven Jam
Steven Jam adalah sebuah konsep solo beraliran musik Reggae, dengan album title “Feel The Vibration”, merupakan album yang berisi 11 lagu mengangkat tema keseharian, sosial, dan cinta. Semua lagu dalam album ini adalah ciptahan Steven Nugraha Kaligis (vokalis Steven & Coconutreez). Konsep dasar album ini adalah Reggae namun diberikan sentuhan musik modern, seperti Pop, Rock, dll sehingga kiranya dapat diterima oleh segala lapisan.
Biografi Bob Marley
setelah dia meninggal, Imensitas
(kebesaran) Bob Marley menempatkannya menjadi satu diantara figur-figur
transenden terbesar sepanjang abad. Riak-riak yang dilakukannya
menyebrang dari sungai musiknya kedalam samudera politik, etika, gaya
filsfat, dan agama (Rastafaria). Bob Marley dimasukkan ke dalam Rock n
Roll Hall of Fame pada tahun 1994. Majalah time memilih lagu Bob Marley
& The Wailers Exodus sebagai album terbersar pada abad ke-20. pada
tahun 2001 ia memenangkan Grammy Lifetime Achivement Award.
Pada tahun yang sama kemudian film documenter tentang hidupnya dibuat oleh Jeremy Marre, Rebel Music, dinominasikan untuk The Best Long Form Music Video documentary at the Grammies, serta penghargaan untuk beberapa kategori lainnya. Dengan kontribusi dari Rita, The Wailers, dan para pecintanya serta anaknya, film tersebut menceritakan tentang Marley, yang juga disertai kata-kata Marley sendiri. Pada musim panas tahun 2006, Kota New York memberikan penghargaan tersendiri bagi Bob Marley dengan memberi nama pada jalam gereja dari jalan Ramsen ke East 98th street dibagian timur Brookliyn dengan memberi nama “Marley Boulevard”. Dan masih banyak lagi penghargaan yang Bob Marley dapatkan.
Kisah hidup Bob Marley adalah sebuah arketipe, itulah kenapa karya-karyanya abadi dan terus bergema. Bob Marley berbicara tentang represi politik, wawasan metafisik dan artistic, kesejahteraan dan apa saja yang mengusiknya. “No Women No Cry” masih akan terus mengahapus air mata dari wajah seorang janda “Exodus” masih akan memunculkan ksatria, “Redemtion Song”
Pada tahun yang sama kemudian film documenter tentang hidupnya dibuat oleh Jeremy Marre, Rebel Music, dinominasikan untuk The Best Long Form Music Video documentary at the Grammies, serta penghargaan untuk beberapa kategori lainnya. Dengan kontribusi dari Rita, The Wailers, dan para pecintanya serta anaknya, film tersebut menceritakan tentang Marley, yang juga disertai kata-kata Marley sendiri. Pada musim panas tahun 2006, Kota New York memberikan penghargaan tersendiri bagi Bob Marley dengan memberi nama pada jalam gereja dari jalan Ramsen ke East 98th street dibagian timur Brookliyn dengan memberi nama “Marley Boulevard”. Dan masih banyak lagi penghargaan yang Bob Marley dapatkan.
Kisah hidup Bob Marley adalah sebuah arketipe, itulah kenapa karya-karyanya abadi dan terus bergema. Bob Marley berbicara tentang represi politik, wawasan metafisik dan artistic, kesejahteraan dan apa saja yang mengusiknya. “No Women No Cry” masih akan terus mengahapus air mata dari wajah seorang janda “Exodus” masih akan memunculkan ksatria, “Redemtion Song”
Bob Marley bukan hanya sekedar bintang musik yang sebagian besar rekamannya memecahkan rekor internasional, namun ia juga menjadi sebuah figure moral dan religius. Selain Bob Marley kita juga harus mengakui bahwa banyak musisi yang lebih unggul dari penemuan instrumental, gaya vocal gubahan musik, dan sebagainya.tetapi hanya Bob Marley yang dapat membuat kita melihat ribuan orang Hpi dari Mexico, Maori dari Selandia Baru bahkan komunitas-nya di Indonesia (Jogjakarta dan Bali), berkumpul tiap tahun untuk menghormatinya.
Banyak penggemarnya di seluruh dunia meniru gaya rambut dreadlocknya karena fanatic walaupun tidak sedikit pula yang meniru dreadlock Bob Marley karena terkena imbas voyeurisme, padahal sebenarnya dreadlock Bob Marley sebagai bagian dari keyakinannya akan ajran Rastafarian, dan bukan dari pengkulturan dari selebriti idolanya. Pada umumnya di Indonesia, sosok Bob Marley banyak diidentikkan dengan ganja, padahal ganja adalah ritual serta bagian dari ajaran Rastafarian dan Bob Marly adalah penganutnya. Wajar bila ia mengkonsumsi, menjadikan syair, dan menyanyikannya.